Kontribusi Nyata Gresik di Bidang Ekonomi pada Zaman Kemerdekaan
Gresik, salah satu kabupaten di Jawa Timur ini tidak dapat dilepaskan dari kisah sejarahnya dalam memperjuangkan hari lahir bangsa Indonesia. Kawedanan Gresik di zaman kemerdekaan harus diakui memiliki kontribusi nyata dan aktif untuk membantu membangun bangsa. Baik dalam hal keagamaan, moral, hingga bantuan Gresik di bidang perekonomian. Kerja para pemimpin Kawedanan Gresik pun harus diapresiasi dalam usahanya untuk mengembangkan perekonomian Gresik yang saat itu tengah turun, hingga mampu berdiri kembali terutama di bidang industrial.
Gresik di Zaman Kemerdekaan, Pemerintah hingga Perekonomiannya
Gresik sebelum tahun 1945 tengah berada di ujung tanduk. Saat itu, perekonomian sedang sangat amat menurun dan banyak produsen dari Kawedanan Gresik yang terpaksa gulung tikar. Hampir tidak terdengar suara industrial dari Gresik beberapa tahun sebelum kemerdekaan Indonesia dideklarasikan. Saat itu, Gresik bahkan dihapuskan dari status Kabupaten dan terpaksa berada di bawah Kabupaten Surabaya sebagai kawedanan.
Kawedanan Gresik ialah sebuah wilayah administrasi dengan tingkat di bawah kabupaten namun di atas kecamatan pada saat itu. Posisi Gresik hanyalah sebagai ‘pembantu’ kabupaten Surabaya. Kawedanan Gresik harus dan sempat mengalami kemunduran dalam bidang perekonomian menjelang kemerdekaan Indonesia.
Walaupun begitu, sejak Indonesia belum merdeka hingga tibalah hari proklamasi, Kawedanan Gresik senantiasa menjadi pusat perkembangan agama islam di Jawa Timur. Salah satu tokoh keagamaan terkenal dari Kawedanan Gresik adalah Sunan Giri. Kemunculan dan perkembangan islam di Gresik saat itu setidaknya cukup menyelamatkan masyarakat Indonesia di bidang keagamaan. Tidak hanya sebelum kemerdekaan, saat dan setelah kemerdekaan diproklamirkan pun, Kawedanan Gresik menjadi salah satu pusat pengembangan kebudayaan islam di Indonesia.
Tibalah pada awal kemerdekaan negara Indonesia. Saat itu, Gresik di zaman kemerdekaan masih berupa kawedanan kecil yang bergabung di Kabupaten Surabaya dan belum menjadi kabupaten seperti saat ini. Tidak lupa, saat itupun terjadi penelitian dan eksplorasi sumber daya alam yang dimiliki Kawedanan Gresik, yakni bahan pembuat semen bangunan. Sebelum hingga saat kemerdekaan, Kawedanan Gresik mengalami penggalian sumber daya alam, baik oleh kolonial Belanda, maupun pengusaha pribumi pada saat itu.
Perlahan demi perlahan Gresik di zaman kemerdekaan Indonesia mulai bangkit kembali. Perindustrian mulai diangkat kembali. Tibalah pada saat dimana industrial semen di Kawedanan Gresik muncul dan tumbuh. Gresik pun kembali menyongsong perekonomian Indonesia dan berkontribusi untuk memperbaiki perekonomian tersebut. Gresik banyak menyokong perekonomian Surabaya sejak saat kemerdekaan Indonesia hingga beberapa tahun setelahnya.
Bahkan saat itu, Status Kabupaten Surabaya digantikan oleh Kabupaten Gresik yang kawasan pemukimannya semakin meluas. Kabupaten Gresik di zaman kemerdekaan merupakan salah satu supplier semen berkualitas mumpuni dari Indonesia. Tidak hanya menyokong perekonomian Surabaya, Kabupaten Gresik pun mulai membangun daerahnya sendiri dari hasil produksi semen tersebut. Kondisi Gresik kembali menjadi stabil, dan itulah waktu yang tepat bagi Gresik untuk menunjuk pimpinan kota atau walikotanya sendiri. Saking membaik dan menguatnya potensi Kabupaten Gresik saat itu, pusat pemerintahan Kabupaten Gresik pun dipindah di kawasan Bunde untuk berbagai alasan.
Menilik dari kisah sejarah singkat Kabupaten Gresik, jatuh-bangun Gresik saat masih berupa kawedanan, hingga usaha sokongannya untuk Indonesia dari saat proklamasi saat ini, bisa dilihat bahwa Kabupaten Gresik di zaman kemerdekaan memiliki kontribusi yang nyata bagi Indonesia. Terutama di bidang pengembangan industrisasi semennya. Harus diakui, walaupun dulu hanya kawedanan kecil yang sempat tertinggal jauh di belakang Surabaya, nyatanya Gresik saat ini berhasil membangun daerahnya sendiri.
#sumber gambar : FB @ cakpii
