Selain terkenal dengan sejarahnya sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa Timur, Gresik juga menyimpan potensi budaya berupa tarian khas. Banyak tarian tradisional khas Gresik yang masih bisa dijumpai sekarang ini. Berikut ini adalah beberapa tarian khas dari Gresik yang menarik untuk ditonton karena didalamnya terdapat unsur-unsur muatan lokal masyarakat Gresik.
Tari Zavin Mandilingan merupakan tarian tradisional khas Gresik yang berasal dari Kelurahan Bawean. Tarian ini mendapatkan akulturasi budaya Arab dalam peralatan dan jenis musik yang digunakan. Awalnya tari Zavin Mandilingan merupakan tarian hiburan bagi raja-raja di istana yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab pada abad 16. Disamping sebagai hiburan pada saat itu tari Zavin Mandilingan juga digunakan sebagai media penyebaran agama Islam di Gresik.
Sekarang tari Zavin Mandilingan digunakan sebagai hiburan dalam acara tertentu seperti pernikahan atau peringatan hari besar. Ciri khas tari Zavin Mandilingan adalah sifat ceria dan hidup yang selalu dibawakan oleh penari. Meskipun secara busana sudah mendapat pengaruh dari kemajuan jaman, namun sifat tersebut masih tetap melekat di setiap gerakannya.
Damar Kurung sebenarnya bukanlah tarian, melainkan sebutan untuk lampu khas Gresik. Munculnya tari Damar Kurung merupakan bentuk aspirasi untuk melestarikan kesenian lentera Damar Kurung, buah karya seniman asal Gresik Almarhumah Mbah Masmundari. Hal ini untuk menunjukkan keceriaan anak-anak sampai orang tua ketika bermain Damar Kurung. Tarian Ini tergolong baru karena muncul pertama kali tahun 2013, namun setelah itu banyak siswa sekolah yang membawakan tarian ini terutama untuk pembukaan sebuah acara.
Tari Tayung Raci merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Desa Raci Kulon, Sidayu, Gresik. Tari Tayung Raci mengkisahkan kegagahan seorang senopati dalam melawan penjajahan. Tarian khas Gresik ini biasanya diperankan oleh 21 penari yang berpakaian ala prajurit jaman dulu lengkap dengan tombak atau perisainya. Alat musik tradisional seperti gendang, kenong, dan tanjidor mengiringi keelokan para penari. Salah satu penari berperan sebagai Demang Sindupati yang menunggang seekor kuda putih dengan kawalan 7 orang prajurit. Tari Tayung Raci juga mendapat akulturasi budaya Arab yang ditandai dengan sholawat Nabi sesuai konsep acara.
Salah satu tarian khas Gresik yang masih bertahan adalah tari Pencak Macan. Kesenian ini berkembang di wilayah Kelurahan Lumpur dan Kroman. Tari Pencak Macan awalnya merupakan gabungan kesenian pencak macan dan olahraga pencak silat. Pencetusnya bernama Miadi yang memiliki kelompok kesenian Pencak Macan tertua d Gresik. Eksistensi kelompok Pencak Macan bentukan Miadi sempat mengalami penurunan sebelum salah satu muridnya mendirikan kelompok Pencak Macan lain yang diberi nama Seputra. Sanggar Seputra sampai saat ini masih berdiri dengan puluhan muridnya.
Dalam prakteknya, Pencak Macan merupakan pengiring arak-arakan pengantin tradisional Kelurahan Lumpur. Banyak makna yang terdapat dalam kesenian ini baik yang berupa makna simbolis maupun filosofis. Secara garis besar Pencak Macan adalah doa bagi pengantin baru supaya menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah ditandai dengan simbol dan alat-alat yang digunakan dalam pementasannya.
Diatas adalah tarian khas Gresik yang masih bertahan sampai sekarang. Meskipun pernah melalui masa kejayaan dan keterpurukan yang silih berganti, para pekerja seni tetap bertahan mati-matian untuk mempertahankan kesenian yang telah menjadi bagian hidup mereka. Demi eksistensi kesenian tradisional masyarakat dan pemerintah harus bersatu untuk terus melestarikannya agar tidak punah.
#sumber gambar : IG @ doetamoeda | restuti_rahmah | gagakputih1982